Strategi Pengembangan Produk


Produk adalah suatu bentuk barang atau jasa, yang ditawarkan dan telah dibuat sedemikian rupa untuk ditawarkan atau dijual, dimiliki, dan digunakan atau dikonsumsikan agar dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. Produk juga merupakan salah satu variabel yang menentukan dalam kegiatan suatu usaha. Tanpa produk, suatu perusahaan tidak dapat melakukan kegiatan untuk mencapai hasil yang diharapkan. Banyaknya pesaing dalam dunia bisnis memerlukan suatu bentuk produk yang berbeda satu sama lainnya. Produk suatu perusahaan haruslah memiliki suatu keunggulan ataupun kelebihan dibandingkan produk yang dihasilkan perusahaan lain, dalam hal ini perusahaan pesaing.

Strategi pengembangan produk adalah bagian dari strategi korporasi (corporate strategy). Dalam strategi pengembangan produk terdapat potensi keuntungan maupun risiko dari aktifitas pengembangan produk, dan banyak faktor yang menyebabkan suatu organisasi mempertimbangkan melakukan pengembangan produk baru. Hampir semua organisasi menemukan bahwa pendekatan strategi managerial pada aktifitas pengembangan produk baru akan meningkatkan peluang keberhasilan dan juga meminimasi biaya dan risiko.

Dalam dunia bisnis dan marketing, istilah pengembangan produk (product development) sudah lazim dibicarakan, dibahas dan dianalisis. Secara umum, pengembangan produk dapat diartikan sebagai suatu usaha yang dilakukan perusahaan untuk menambah manfaat, ciri, desain dan layanan pada barang dan jasa.

Ada dua pendekatan dalam menjalankan strategi pengembangan produk, yaitu sebagai berikut :
1. Strategi proaktif (proactive strategy).
Strategi pengembangan produk yang dilakukan untuk mengantisipasi kondisi di masa depan. Pengembangan produk dimulai dari perusahaan sendiri. Beberapa bentuk dari strategi proaktif, yaitu sebagai berikut :
  • Penelitian dan Pengembangan (Research and Development). Strategi ini menempatkan perusahaan untuk terus berusaha mengembangkan produknya secara teknis.
  • Pemasaran(Marketing). Strategi ini menempatkan konsumen sebagai pertimbangan pertama dalam membuat produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.
  • Pengusaha(Entrepreneurial). Strategi ini memberi kesempatan kepada seorang pengusaha (entrepreneur) untuk mewujudkan idenya dengan membuat divisi tersendiri dan mengumpulkansumbernya. Strategi ini dilaksanakan pada perusahaan yang sudahbesar dan mapan.
  • Akuisisi(Acquisition). Strategi ini melibatkan perusahaan untuk mengambil alih atau membeli perusahaan lain yang menghasilkan suatu produk yang sama sekali baru bagi perusahaan atau bahkan bagi pasar.
2. Strategi reaktif (reactive strategy).
Strategi pengembangan produk yang dilakukan sebagai respon dari kondisi pasar atau pesaingnya. Beberapa bentuk dari strategi reaktif, yaitu sebagai berikut :
  • Strategi defensif (defensive strategy). Strategi ini dilakukan dengan menciptakan suatu aksi untuk melindungi perusahaan terhadap produk baru yang dikeluarkan pesaing yang meraih sukses di pasar.
  • Strategi imitatif (Imitative strategy). Strategi ini dilakukan dengan meniru produk baru dengan cepat sebelum produk tersebut mendapat pasaran yang kuat.
  • Strategi second-but-better. Strategi ini dilakukan dengan sebelumnya menunggu hasil pemasaran produk baru dari pesaingnya; lalu tidak hanya meniru produk pesaing, tetapi juga memperbaikinya dan memperkuat posisinya di pasaran.
  • Strategi responsif (responsive strategy). Strategi ini dilakukan dengan mengakomodasi keinginan konsumen.
Agar pelaksanaan pengembangan produk dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan, perlu diperhatikan tahap-tahap dalam melaksanakan pengembangan produk. Menurut Kotler (2002: 382) tahap-tahap pengembangan produk terbagi menjadi delapan tahap yaitu :
  1. Idea Generation (Pemunculan Gagasan). Tahapan ini merupakan pencarian peluang produk baru secara terus menerus dan sistematik. Tahapan ini dilakukan untuk menemukan gagasan-gagasan baru dan segara mengenai penciptaan produk. Metode untuk menciptakangagasan baru meliputi brain storming (sesi kelompok kecil untuk menstimulasi gagasan), melakukan analisa atas produk yang sudahada, ataupun melalui survei konsumen.
  2. Idea Screening (Penyaringan Gagasan). Setelah perusahaan mengidentifikasi gagasan produk yang berpotensi, perusahaan harus menyaringnya. Dalam product screening, kekurangan, ketidakcocokan, atau gagasan yang tidak menarik lainnya harus disingkirkan dari tindakan lebih lanjut. Tujuan penyaringan adalah mengurangi banyaknya gagasan dengan mencari dan menghilangkan gagasan buruk sedini mungkin.
  3. Concept Development and Testing (Pengembangan dan Pengujian Konsep). Menguji konsep adalah menyajikan konsep produk kepada consumer dan mencoba mengukur sikap dan ketertarikan konsumer atas konsep awal pengembangan produk tersebut. Pengujian konsep merupakan cara yang cepat dan tidak mahal untuk mengukur minat konsumer. Pengujian dilakukan dengan meminta konsumer yang potensial untuk berinteraksi terhadap sketsa gambar atau deskripsi tertulis yang menggambarkan produk yang akan dikembangkan.
  4. Marketing Strategy Development (Pengembangan Strategi Pemasaran). Pernyataan strategi pemasaran terdiri dari tiga bagian untuk memperkenalkan produk ke pasar. Bagian pertama menjelaskan ukuran, struktur, dan tingkah laku pasar sasaran, penempatan produk yang telah direncanakan, penjualan, bagian pasar, serta sasaran keuntungan yang hendak dicari pada beberapa tahun pertama. Bagian kedua dari pernyataan strategi pemasaran menguraikan harga produk yang direncanakan, strategi distribusi, dan biaya pemasaran selama tahun pertama. Bagian ketiga menjelaskan penjualan jangka panjang yang direncanakan, serta sasaran keuntungan dan strategi bauran pemasaran selama ini.
  5. Business Analysis (Analisis Bisnis). Analisis Bisnis dan finansial dilakukan untuk menguji kelayakan finasialdan bisnis dari konsep pengembangan produk baru. Disini dilakukan analisa terhadap sejumlah aspek, seperti proyeksi permintaan pasar,perkiraan biaya produksi dan peta persaingan.
  6. Product Development (Pengembangan Produk). Pengembangan produk mengkonversi ide produk baru menjadi bentukfisik dan sekaligus mengidentifikasi pola strategi pemasaran yang akanditerapkan. Fase ini mencakup konstruksi produk, packaging, pemilihan brand, brand positioing, dan usage testing. 
  7. Test Marketing (Pengujian Pasar). Fase ini mencakup konstruksi produk, packaging, pemilihan brand,brand positioing, dan usage testing. Tujuannya adalah untuk mengevaluasi kinerja produk dan efektivitas program pemasaran secara terbatas sebelum a full-scale introduction. Melalui ujipemasaran ini, perusahaan dapat melakukan observasi perilaku pelanggan secara aktual. Perusahaan juga dapat melihat reaksi yang dilakukan pesaing, dan juga respon dari para distribution channelmembers.
  8. Commercialization (Komersialisasi). Setelah pengujian selesai, perusahaan siap untuk mengenalkan produknya ke pasar yang ditargetkan secara full scale. Sejumlah aspek yang perlu dicermati dalam tahap commercialization adalah kecepatan penerimaan konsumen dan para distributor, intensitas distribusi (berapa banyak toko penyalur), kemampuan produksi, serta efektivitas promosi, strategi harga, dan reaksi persaingan.
Selain hal-hal diatas, point penting lainnya adalah Diferensiasi menjadi suatu strategi yang baik. Adanya diferensiasi menjadikan suatu produk memilki identitas yang khas dan unik. Sehingga menjadi pembeda bagi produk pesaing dan memungkinkan untuk sulit ditiru. Terkadang pula, perilaku konsumen yang sangat sensitif terhadap sesuatu yang baru dan beda, menjadikan suatu produk yang memiliki diferensiasi dengan produk pesaingnya sangat dicari konsumen.
Beberapa faktor tambahan yang menghalangi pengembangan produk baru adalah :
  • Kelangkaan ide penting pada wilayah tertentu
  • Pasar yang terfragmentasi
  • Batasan sosial dan pemerintah
  • Biaya pengembangan
  • Kelangkaan modal
  • Waktu pengembangan yang dibutuhkan relatif pendek.
Hal yang harus diperhatikan pula dalam pengenalan awal suatu produk baru adalah penentuan strategi harga produk tersebut. Dimana strategi harga ini diperlukan untuk meminimalisir resiko produk tersebut ditolak pasar, karena terlalu mahal atau bahkan terlalu murah. Ada dua cara bagaimana menentukan harga dari produk baru yaitu penentuan harga mengambil sebagian pasar dan penetapan harga penetrasi pasar.

Selain menetapkan harga yang tinggi untuk mengambil sebagian segmen pasar. Sebagian perusahan justru menggunakan harga penetrasi pasar. Dimana mereka memberikan harga yang relatif murah, sehingga penjualan produkpun meningkat. Tujuannya adalah agar perusahaan bisa menembus pasar secara cepat dan menarik banyak pembeli.

Komentar

  1. Perusahaan yang Anda kelola telah menginvestasikan $5 Juta untuk k produk baru, namun proses pengembangannya belum selesai benar. Dalam rapat terakhir, para staf bagian penjualan di perusahaan Anda melaporkan produk saingannya sudah diluncurkan di pasar dan hal tersebut diperkirakan akan melemahkan potensi penjualan produk baru Anda hingga senilai $3 juta. Jika Anda masih perlu menambah biaya investasi sebesar $1 juta untuk menyelesaikan produk baru itu, akankah Anda tetap meneruskan upaya pengembangannya? Berapa nilai maksimal yang sepatutnya Anda sediakan untuk meneruskan pengembangan produk baru itu sampai selesai?

    mohon bantu jaawab

    BalasHapus

Posting Komentar

Follow me on social media :

Facebook  Twitter  Instagram LinkedIn